Kamis, 24 Agustus 2017

Sang Pembaharuan dan Sekelumit Cerita FP3D


[Penulis: Dodi Abdullah]

ilustrasi: google
***
Banyak kosa kata ilmiah baru yang saya dapatkan ketika berkumpul maupun ketika bersenda gurau dengan teman-teman dari golongan “pemuda” baik itu dalam suatu organisasi, forum diskusi, komunitas maupun perkumpulan-perkumpulan lain di luar itu.

Kata pemuda, sebuah kata yang sarat makna, sangat besar harapan serta peran yang disandangnya. Sebelumnya, kita terlebih dahulu harus tahu apa itu “Pemuda” dan bagaimana kriteria seseorang itu bisa dikategorikan ke dalam/sebagai pemuda itu sendiri.

Baiklah,
Definisi pertama, pemuda adalah individu yang bila dilihat secara fisik sedang mengalami perkembangan dan secara psikis sedang mengalami perkembangan emosional, sehingga pemuda merupakan sumber daya manusia pembangunan baik saat ini maupun masa datang. Sebagai calon generasi penerus yang akan menggantikan generasi sebelumnya.
Kedua, secara internasional,WHO menyebut sebagai “young people” dengan batas usia 10–24 tahun, sedangkan usia 10–19 tahun disebut ”adolescenea” atau remaja.
Ketiga, menurut International Youth Year yang diselenggarakan tahun 1985, mendefinisikan penduduk berusia 15–24 tahun sebagai kelompok pemuda.
Definisi yang keempat, pemuda merupakan individu dengan karakter yang dinamis, bahkan bergejolak dan optimis namun belum memiliki pengendalian emosi yang stabil. Pemuda menghadapi masa perubahan sosial maupun kultural.
Terakhir, menurut draft RUU Kepemudaan, Pemuda adalah mereka yang berusia antara 18 hingga 35 tahun. Menilik dari sisi usia maka pemuda merupakan masa perkembangan secara biologis dan psikologis. Oleh karenanya pemuda selalu memiliki aspirasi yang berbeda dengan aspirasi masyarakat secara umum. Dalam makna yang positif aspirasi yang berbeda ini disebut dengan semangat pembaharu.

Dalam kosakata bahasa Indonesia, pemuda juga dikenal dengan sebutan generasi muda dan kaum muda. Seringkali terminologi pemuda, generasi muda, atau kaum muda memiliki definisi beragam.

Definisi tentang pemuda di atas lebih pada definisi teknis berdasarkan kategori usia sedangkan definisi lainnya lebih fleksibel. Dimana pemuda/ generasi muda/kaum muda adalah mereka yang memiliki semangat pembaharu dan progresif.
Seperti yang saya pelajari di kampus dikala itu. Pemuda dikatakan agent of change, sosial control dan penjemput perubahan.

Baik dalam forum diskusi , organisasi dan ikatan-ikatan pemuda, haruslah tercipta lapangan yang dijiwai semangat muda yang progresif seperti ini. Tujuannya: pemuda bersatu untuk kemajuan umat dan generasi.

Lalu ada yang bertanya, bagaimana pemuda bisa merubah suatu sistem dan bagai mana pemuda bisa merubah bangsa untuk lebih baik?

Nah, itu sudah bisa kita jawab selaku pemuda-pemuda yang ingin merubah bangsa dan untuk melanjutkan estafet pembangunan yang sudah ada di daerah masing-masing.





FP3D

Sedikit menyinggung tentang sebuah organisasi yang ada di daerah saya Kabupaten Dharmasraya belum lama ini, organisasi yang disahkan atas nama forum itu. Namanya FP3D (Forum pemuda pemudi peduli Dharmasraya).

Kenapa saya mengambil contoh FP3D yang berada di Dharmasraya?
Karena disini ada terlihat sisi-sisi positif pemuda-pemuda dari daerah yang antusias dalam berorganisasi dengan tujuan memajukan daerah di masa depan (Primordialisme sekali! heehee).

Saat pemuda-pemuda tadi masih aktif di bangku perkuliahan masih sibuk dengan study mereka, dengan semangat menggebu mereka sempatkan untuk berpartisipasi terjun ke masyarakat, caranya bersinergi dengan pemuda daerah setempat. Mereka ingin sekali memiliki hubungan sesama — antar pemuda — atas nama pemuda, sekaligus sebagai perwujudan dari agent of change yang dilekatkan kepada mereka.

FP3D, organisasi ini belum lama berdiri, kata orang “masih seumuran jagung”.
Sejarah pembentukan forum ini berpijak dari keresahan, banyak keresahan: kurangnya wadah diskusi, aksi, lalu muncul intuisi pemuda yang bersependapat, baik yang sedang berkuliah di Ibu Kota Provinsi ditambah dengan pemuda-pemuda yang berdomisili di Dharmasraya tak ketinggalan dukungan juga muncul dari pemuda-pemuda yang lagi berkuliah di kawasan Dharmasraya seperti Universitas Undari, dan Universitas Andalas kampus III yang ada di Dharmasraya walaupun mereka bukan putra daerah. Jadilah forum ini menjadi ranah bagi setiap pemuda Dharmasraya ataupun pemuda yang kebetulan sedang berdomisili di Dharmasraya.

Dalam organisasi pemuda yang baru ini, diharapkan pemuda anggotanya mampu mengatasi penyakit-penyakit yang membatasi kreatifitas pemuda. Seperti anggapan-anggapan negatif kepada pemuda serta meluruskan hobi nyeleneh seperti gemar judi, dll. Diharapkan dengan program-program forum ini ke depannya bisa mencegah itu semua dan pemuda bisa berkegiatan lebih positif dari sebelumnya.

Tantangan ke depan FP3D: Penyakit Organisasi!
Lantas apa saja yang menjadi penyakit suatu orgasasi yang membuat organisasi itu jalan di tempat bahkan bubar di tengah jalan?

Salah satunya: Ya, tak lepas dari asumsi-asumsi yang menjengkelkan.
Misalkan, ada pemuda dalam suatu organisasi membahas sejarahnya masing-masing. sepeti nostalgia sekolahan; tiba-tiba saja nostalgiatadi dikatakan sebagai rasisme, kampungisme dan terikat kelompok tertentu saja. Bagi saya, jika terjadi yang dibicarakan seperti itu, dengarkan saja, siapa tahu ada yang kangen masa-masa sekolah, bukan?

Selain itu, terdapat pula perbedaan-perbedaan. Untuk hal yang satu ini kita kembalikan saja kepada semboyan Bhineka Tunggal Ika dan belajar bersikap dari sana.

Nah, ini yang harus kita petik pelajaran dari "Bhineka Tunggal Ika".
Bangsa Indonesia sudah berabad-abad hidup dalam kebersamaan dengan keberagaman dan perbedaan. Perbedaan warna kulit, bahasa, adat istiadat, agama, dan berbagai perbedaan lainya. Perbedaan tersebut dijadikan para leluhur sebagai modal untuk membangun bangsa ini menjadi sebuah bangsa yang besar.

Sejarah mencatat bahwa seluruh anak bangsa yang berasal dari berbagai suku semua terlibat dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Semua ikut berjuang dengan mengambil peran masing-masing. Kita harus memahami kebersamaan yang terkandung dalam Bhineka Tunggal Ika ini. Sebagai pedoman guna terlaksananya kebersamaan dan sosialisasi — baik bercakupan — Primer ataupun Sekunder.

Inilah proses pemuda untuk menjalankan perannya untuk kedepan.
Membangun suatu peradaban untuk masa yang akan datang sangatlah mudah, andai saja kita selalu kompak dan solid, tentunya.

Ketua FP3D, M. Iqbal menuturkan:
“sajian ini perlu proses .Tentu ini tidak terlepas nanti dari kawan — kawan baik berupa ide dan gagasan, saya masih jauh dari pengetahuan ini masih ingin banyak belajar dari pengalaman- pengalaman para senior saya yang berada di Dharmasraya, demi tugas saya sebagai Ketua terpilih untuk pengurusan FP3D ini untuk Periode 2017–2019 saya akan mengabdi untuk Uumat dan bangsa” tegasnya

Dalam pemaparan yang singkat tapi bermakna ini saya yakin dengan kekompakan pemuda yang analitis-analitis akan terketuk hatinya untuk berjuang bersama.
Dan saya pribadipun sangat terkesan, akan kemajuan pola pikir pemuda Dharmasraya ini, saya juga pemuda Dharmasraya dan di samping itu saya sudah merasakan apa itu pemuda dalam kebersamaan dan memegang teguh arti Bhineka Tunggal Ika itu.

Di era baru ini kita harus memantapkan kembali langkah-langkah agar tidak tergerus atau tertinggal dalam menghadapi globalisasi.
Berandai-andai masa depan, biarkan masa depan datang dengan sendirinya, yang terpenting semua pemuda harus siap akan datang menghadapi perubahan yang disebut-sebut itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar