Kamis, 24 Agustus 2017

Semangat yang Tak Terhentikan!

[Penulis: Dodi Abdullah]

Foto: Lapak Baca Bulan Puasa FP3D


***

Kehadiran ide dan gagasan adalah suatu titik terang yang akan membawa kita ke titik ujung penerangan, bahkan melebihi keinginan yang akan dicapai.

Awal mulanya saya ingin menceritakan terlebih dahulu tentang kegelisahan di waktu yang telah lama berlalu. Kami dan kawan-kawan ingin mengangkat derajat pemuda yang sangat antusias akan adanya pergerakan, kemajuan, kekompakan dan apalah itu.

Ya, semacam itulah pemikiran yang sering kami bincangkan dan kami rasakan. Rasanya kami berdiri di mimbar dan berkoar-koar akan hal — yang — seide tadi.

Adakala dengan termenung kami memikirkan “Bagaimana bisa mewujudkan kesatuan itu?” kepala-kepala yang baru tumbuh ini memikirkannya. Perjalanan semakin seru dijalani dan dilewati. Akankah seperti ini terus, selamanya?

Sontak, ada seorang sahabat yang sangat rindu akan kenangan nostalgia di waktu mahasiswanya. Seorang demonstran, aktivis dan sekarang pemimpin suatu forum pemuda yang ada di kampung halamannya.

“Yaaaa, kita ciptakan itu!” kata seorang sahabat saya dengan suara lantang.

Lalu saya bertanya tentang apa yang dipikirkannya itu, dengan dua bola mataku yang menghadap kepada sahabat saya tadi. Lalu perawalan kata dia ucapkan dengan tangan yang bergerak seperti hebatnya beretorika, layaknya seorang aktivis di tengah demonstrasi.

Di hadapanku dia mengucapkan “kita butuh wadah yang layak untuk kelompok pemuda dan kawan-kawan,”

Lalu tiba-tiba ada yang mengacungkan telunjuknya, dengan suara lantang bersemangat, seakan berapi-api menanggapi “SAYA SEPAKAT!!!”

Kami pun termenung dengan teriak yang sangat histeris itu, semangat yang membawa dia untuk berteriak “seakan cahaya perubahan” yang datang menghampiri diskusi kami di sore itu.

Panjang cerita, kami mulai membincangkan secara serius memikirkan ide yang cemerlang itu.

Beberapa jam kemudian diskusi hangat dan penuh semangat berlangsung. Seiring berjalannya diskusi yang diadakan dan Alhamdulillah terciptalah wadah yang sangat dinanti-nanti oleh para pemuda.

“FP3D” namanya, ya ya ya. Itu nama yang kami sepakati untuk memulai cerita di balik FP3D ini.

Nama ini sangat memiliki arti yang sangat mendalam dan sangat hati-hati kami berikan, dengan nama FP3D yang berarti “Forum Pemuda Pemudi Peduli Dharmasraya”.

Logo: FP3D




Sepanjang waktu kami selalu mendiskusikan tentang apapun yang ada di Dharmasraya. Karena forum kami ini tujuannya “untuk meningkatkan eksistensi pemuda Dharmasraya itu sendiri”.Tidak cuma eksistensi pemuda Dharmasraya saja, eksistensi dari masyarakat Dharmasraya sangat diperlukan, karena pemudalah yang memiliki poweruntuk mengubah Dharmasraya itu sendiri.

Banyak yang bertanya “kenapa kita harus peduli terhadap Dharmasraya? Apa yang kita pedulikan? Untuk apa? Tujuannya apa?”

Banyak pertanyaan yang muncul seakan memacu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu.

Bahkan, di bulan puasa kemaren FP3D menjawab pertanyaan-pertanyaan yang menjengkel itu.

Terjawablah sendiri pertanyaan itu, tanpa kami memberikan jawaban ternyata ada yang tersadar sendiri ketika melihat aktivitas itu.

Setiap pukul 15:00 WIB, kami membentangkan buku-buku koleksi kami untuk dibaca oleh masyarakat Dharmasraya sendiri hingga pukul 18:00 WIB sebelum berbuka puasa.

Itu cukup untuk menjawab pertanyaan jika menyangkut tentang apa yang kita pedulikan untuk Dharmasraya.



Nah, kenapa harus buku? Karena pengetahuan itu datangnya dari sumber terpercaya dong? Yaa, buku yang cocok untuk digunakan untuk pengetahuan.

Disamping itu, yang sangat disayangkan tingkat atau peminat baca di Indonesia itu nomor 60 dari 61 negara yang telah diteliti.

Berdasarkan studi “most littered Nation in the world” yang dilakukan oleh Central Connecticut State Univesity pada maret 2016 lalu.

Menurut yang telah saya baca di Kompas https://www.google.co.id/amp/s/app.kompas.com/amp/edukasi/read/2016/08/29/07175131/minat.baca.indonesia.ada.di.urutan.ke-60.dunia

Padahal dari segi infrastruktur untuk meningkatkan minat baca di Indonesia di atas negara-negara Eropa loh. Cukup bagus di peringkat 34 pada tingkat sarana prasarananya.

Lalu apa yang mengakibatkan ketertinggalan Indonesia sampai ke peringkat 60 untuk minat bacanya?

Ini yang menjadi pokok penting dari program yang dijalankan oleh FP3D sendiri untuk meningkatkan minat baca di Indonesia, terutama di Dharmasraya, di mana tempat berdomisili FP3D itu sendiri.

Foto: Lapak Baca Fp3d Bulan Puasa/Dok. Dodi Abdullah


Foto: Lapak Baca Fp3d Bulan Puasa


Begitulah cerita dari terbentuknya suatu forum itu sampai proses kerjanya dan kepedulian terhadap Dharmasraya itu sendiri. Semoga jaya dan terus bergerak FP3D untuk meningkatkan eksistensi Dharmasraya. Kita peduli, kita pemuda, kita bergerak dan kita berhasil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar